Kamis, 27 Januari 2011

Mencari Seorang Arsitek

Untuk masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas, kebutuhan akan jasa arsitek sangatlah penting saat merenovasi hunian atau ketika membangun hunian dari awal. Lewat jasa dan peran sang arsitek, apa yang diinginkan owner (pemilik) bisa terwujud dengan baik, termasuk mendapatkan saran tentang bagaimana sebaiknya keinginan itu terwujud sekaligus selaras dengan kaidah-kaidah arsitektur.

Tapi memilih arsitek bisa dibilang gampang-gampang susah. Sebagian besar owner belum secara pasti mengetahui kriteria ideal memilih arsitek. Sementara ini, beberapa owner lebih mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut.

Walau rekomendasi itu sudah cukup jitu, tidak salah bila seorang owner harus mengetahui poin-poin yang penting diketahui ketika memilih seorang arsitek, agar apa yang diinginkan bisa terwujud.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan oleh seorang owner dalam memilih seorang arsitek :
1. Selain berdasarkan rekomendasi dari teman, pilihlah arsitek rumah berdasarkan rekomendasi dari IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Pastikan bahwa si arsitek punya SKA (Sertifikat Keahlian Arsitek) yang diberikan/diperpanjang dengan syarat-syarat ketat yang diberlakukan oleh IAI.
Lewat kepemilikan SKA, sang arsitek telah memenuhi syarat sesuai standar kompetensi nasional (SKA Madya) ataupun internasional (SKA Pratama).

2. Mintalah contoh proyek yang pernah ditangani sang arsitek. Minta agar sang arsitek memberikan penjelasan rinci tentang proyek itu agar keterlibatannya dalam proyek itu terbukti.

3. Pastikan bahwa arsitek itu akan memberikan prioritas utama kepada proyek Anda. Bukan sekadar menempatkan proyek Anda dalam urutan kesekian di prioritas kerja.

4. Tanyakan dengan rinci tentang beberapa hal. Antara lain, siapa yang akan mendesain? Lantas, apa langkah/proses yang akan diambil? Bagaimana proses itu akan dikerjakan? Apa filosofi desain si arsitek? Punyakah ia pengalaman dalam menyusun RAB (Rancangan Anggaran Biaya)?

5. Jangan lupa pula untuk menanyakan standar biaya jasa/fee yang dipasang sang arsitek. Sekadar contoh, ada arsitek yang pasang fee sekitar 5% sampai 10% dari nilai anggaran dan ada yang memasang fee berdasar luas bangunan yang akan di desain. Tanyakan pula, bila lingkup pekerjaan arsitek berubah, apakah akan ada biaya tambahan? Bila ada, bagaimana perhitungannya?

6. Dan yang tak kalah penting adalah upaya Anda untuk terus-menerus berdiskusi dengan sang arsitek mengenai desainnya, bentuk denah, style arsitektur dan yang lain. Itu agar ada titik temu antara keinginan Anda dengan visi sang arsitek.

Semoga impian Anda tentang hunian yang bagus melalui sentuhan tangan arsitek bisa terwujud dengan sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar