Senin, 31 Januari 2011

Kurikulum

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 056/U/1994 tanggal 14 Maret 1994.
Kurikulum dalam pendidikan tinggi teknik (program studi arsitektur) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.

Merancang

Banyak orang mengira merancang itu pekerjaan mempercantik wajah atau merias sebuah barang. Tentu saja hal itu termasuk di dalam unsur merancang, tetapi merancang bukanlah cuma mempercantik.

Kursi yang dirancang dengan baik tidak saja kelihatan menarik tetapi juga berdiri kokoh dan nyaman bagi yang mendudukinya. Aman bagi penggunanya, hemat dalam biaya pembuatan dan yang penting adalah kursi tersebut harus sesuai dengan fungsi yang diinginkan, hanya sebagai tempat duduk, duduk sambil bekerja, sambil istirahat, makan atau sambil melakukan kegiatan lainnya.

Merancang ialah proses mencipta rupa untuk maksud tertentu. Berbeda dengan lukisan dan patung yang merupakan perwujudan pandangan dan khayalan seniman pribadi, karya rancangan memenuhi sebuah kebutuhan praktis. Sebuah karya cetak, misalnya yang terpampang di depan umum, menyampaikan sebuah pesan. Karena itu sebuah karya rancangan harus mampu memenuhi kebutuhan penggunanya.

Singkatnya, karya rancangan yang baik ialah ungkapan rupa yang sebaik-baiknya, inti dari 'sesuatu', entah itu sesuatu pesan atau fungsi. Untuk membuatnya dengan tepat, seorang perancang harus mencari cara terbaik agar 'sesuatu' itu dapat dibentuk, dibuat, disebarkan, digunakan dan dikaitkan dengn lingkungan. Ciptaan seorang perancang jangan hanya indah, melainkan harus berfungsi dan mencerminkan atau memadu dengan selera jaman, atau biasa disebut "style".

Kamis, 27 Januari 2011

Mencari Seorang Arsitek

Untuk masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas, kebutuhan akan jasa arsitek sangatlah penting saat merenovasi hunian atau ketika membangun hunian dari awal. Lewat jasa dan peran sang arsitek, apa yang diinginkan owner (pemilik) bisa terwujud dengan baik, termasuk mendapatkan saran tentang bagaimana sebaiknya keinginan itu terwujud sekaligus selaras dengan kaidah-kaidah arsitektur.

Tapi memilih arsitek bisa dibilang gampang-gampang susah. Sebagian besar owner belum secara pasti mengetahui kriteria ideal memilih arsitek. Sementara ini, beberapa owner lebih mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut.

Walau rekomendasi itu sudah cukup jitu, tidak salah bila seorang owner harus mengetahui poin-poin yang penting diketahui ketika memilih seorang arsitek, agar apa yang diinginkan bisa terwujud.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan oleh seorang owner dalam memilih seorang arsitek :
1. Selain berdasarkan rekomendasi dari teman, pilihlah arsitek rumah berdasarkan rekomendasi dari IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Pastikan bahwa si arsitek punya SKA (Sertifikat Keahlian Arsitek) yang diberikan/diperpanjang dengan syarat-syarat ketat yang diberlakukan oleh IAI.
Lewat kepemilikan SKA, sang arsitek telah memenuhi syarat sesuai standar kompetensi nasional (SKA Madya) ataupun internasional (SKA Pratama).

2. Mintalah contoh proyek yang pernah ditangani sang arsitek. Minta agar sang arsitek memberikan penjelasan rinci tentang proyek itu agar keterlibatannya dalam proyek itu terbukti.

3. Pastikan bahwa arsitek itu akan memberikan prioritas utama kepada proyek Anda. Bukan sekadar menempatkan proyek Anda dalam urutan kesekian di prioritas kerja.

4. Tanyakan dengan rinci tentang beberapa hal. Antara lain, siapa yang akan mendesain? Lantas, apa langkah/proses yang akan diambil? Bagaimana proses itu akan dikerjakan? Apa filosofi desain si arsitek? Punyakah ia pengalaman dalam menyusun RAB (Rancangan Anggaran Biaya)?

5. Jangan lupa pula untuk menanyakan standar biaya jasa/fee yang dipasang sang arsitek. Sekadar contoh, ada arsitek yang pasang fee sekitar 5% sampai 10% dari nilai anggaran dan ada yang memasang fee berdasar luas bangunan yang akan di desain. Tanyakan pula, bila lingkup pekerjaan arsitek berubah, apakah akan ada biaya tambahan? Bila ada, bagaimana perhitungannya?

6. Dan yang tak kalah penting adalah upaya Anda untuk terus-menerus berdiskusi dengan sang arsitek mengenai desainnya, bentuk denah, style arsitektur dan yang lain. Itu agar ada titik temu antara keinginan Anda dengan visi sang arsitek.

Semoga impian Anda tentang hunian yang bagus melalui sentuhan tangan arsitek bisa terwujud dengan sempurna.

Rabu, 26 Januari 2011

Kenapa mesti ARSITEK ?

Kadang saya bertanya pada diri sendiri... kenapa dulu memilih jurusan arsitek..?
Mungkin karena saya punya om (sepupu dari ibu) yang waktu itu ambil jurusan arsitektur di ITS. Saya sering main ke rumahnya, gambarnya bagus-bagus dan sewaktu pulang saya selalu diberi gambar sketsa tentang apapun.. mobil, pesawat, dan lain-lain.
Mungkin itu alasan saya akhirnya mengambil jurusan yang sama...

Tapi yang jelas pilihan tersebut bukan terpaksa, karena saya bisa mengikuti perkuliahan dengan tanpa beban ataupun merasa terpaksa. Memang saya akui banyak pengorbanan untuk dapat mengikuti perkuliahan Tersebut. Jarang tidur, tugas kuliah banyak, perlu survey kemana-mana, beli peralatan kuliah (meja gambar, rapido, kertas kalkir) dan lain sebagainya.

Tapi semua itu sudah saya lewati. Sudah menjadi kenangan..

Dan jadilah sekarang saya, seorang arsitek yang berusaha memahami karakter diri sendiri. Menjadi seorang konsultan untuk orang lain yang ingin memiliki bangunan. Pada dasarnya kami harus sadar bahwa tugas kami adalah membantu membuatkan gambar untuk klien. Klienlah yang mempunyai proyek, memiliki dana dan menggunakan proyek tersebut. Kami berada di posisi yang membantu dan memandu rencana tersebut untuk menjadi kenyataan.

Tidak lebih dari itu.. =P

Selasa, 25 Januari 2011

Karir arsitek

Dalam sebuah survei, profesi arsitek berada di peringkat kedua paling rendah (dari bawah) dalam hal mencapai kebahagiaan dibandingkan dengan beberapa profesi seperti dokter, pengacara, bankir, agen asuransi dan lain-lain.  Hal yang menyebabkan ini terjadi adalah tak lain karena hampir semua arsitek harus melalui proses belajar yang cukup panjang dan sangat berat.

Jika faktor kesuksesan dilihat dari sisi finansial, maka apa yang mereka capai relatif kecil dibandingkan dengan profesi yang lain. Andaikan ada pemilihan 5 orang tersukses dalam setiap profesi di Indonesia. Hampir bisa diperkirakan penghasilan lima arsitek tersukses di negeri ini lebih kecil dibandingkan profesi yang lain.

Karir arsitek ternyata juga susah miskinnya. Karena saat ini, arsitek sangat dibutuhkan di negeri yang sedang giat-giatnya membangun. Terlepas dari rendahnya penghasilan seorang arsitek, ketersediaan pekerjaan di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara maju. Why ? Karena negara maju rata-rata sudah berkembang dan jarang ada pembangunan baru.

Karir arsitek beresiko cukup rendah. Sebagai konsultan, kenyataan di lapangan jarang berhadapan dengan resiko keuangan yang tinggi, sebab kemungkinan terburuk bagi seorang arsitek adalah tidak dibayar. Itu berarti risiko tkita hanya di biaya overhead saja. berbeda dengan kontraktor pelaksana yang resikonya sangat tinggi. Selain biaya sendiri, juga ada biaya matrerial, pinjaman dari bank dan lain-lain.

Jadi, yang menjadi berita buruk dari profesi ini adalah profesi arsitek susah "kaya" tetapi kabar baiknya adalah susah "miskin"

Profesi saya

Saya berprofesi sebagai arsitek. Sebuah profesi dengan karir jangka panjang atau istilah gampangnya suksesnya lama sekali. Karena jangka waktu mendesain sebuah rumah (karya) paling cepat 5-6 bulan. Sementara profesi lain bisa melayani banyak klien atau mengerjakan banyak karya dalam durasi waktu tersebut. Untuk yang berminat untuk menjajaki profesi ini lebih baik jangan berharap hidup "enak" dan karir yang mudah. Bahkan kalau bisa jauh-jauhlah dari profesi ini.
Banyak di antara kita yang kecewa dan baru menyadari ketika sudah terlambat.